IN HOUSE TRAINING (IHT) IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Tahun ajaran baru segera dimulai, para guru sibuk mempersiapkan segala administrasi yang berkaitan dengan pembelajaran. Terlebih, mulai tahun ini perubahan kurikulum dilakukan untuk lebih meningkatkan kemampuan peserta didik. Kurikulum yang awalnya Kurikulum 2013 diubah menjadi Kurikulum Merdeka.
Perubahan kurikulum ini membuat para guru harus melakukan beberapa pelatihan agar terbiasa ketika penggunaan kurikulumnya sudah benar-benar berjalan. Maka dari itu, para guru dari SMAN 1 Jonggol beserta SMAN 2 Jonggol melakukan In House Training (IHT) Implementasi Kurikulum Merdeka untuk mengembangkan pengetahuannya mengenai kurikulum baru ini.
IHT ini dilakukan sejak tanggal 11 Juli sampai 14 Juli 2022. dengan beberapa rangkaian kegiatan. Beberapa narasumber pun dihadirkan untuk menjelaskan dan memaparkan mengenai Kurikulum Merdeka ini. Di antaranya ada Bapak Dr. Drs. H. Ade Nurhudaya, M.M., selaku Koordinator Pengawas, Bapak Dulkamit, M. Pd. dan Bapak Ibnu Tri Cahyono, S.Pd., selaku Pengawas Satuan Pendidikan,
Kegiatan pertama dilakukan pada hari Senin, 11 Juli 2022. Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Bapak Mian, S.Pd.I. Setelah itu, acara pun dilanjut dengan sambutan dari Bapak Drs. H. Maman Rukmana, selaku kepala SMAN 1 Jonggol sekaligus membuka kegiatan pada hari itu. Setelah sambutan kepala sekolah, acara pun dilanjutkan dengan pembahasan materi pertama mengenai Kebijakan Kurikulum Merdeka yang disampaikan oleh Bapak Dr. Drs. H. Ade Nurhudaya, M.M.
Dalam bahasannya, beliau membahas mengenai seluk beluk mengapa kurikulum merdeka harus ada. Beliau menyampaikan jika Kurikulum Merdeka ada karena adanya krisis pembelajaran di Indonesia yang sudah berlangsung lama. Ditambah dengan hasil PISA yang menyebutkan jika Indonesia selalu menjadi peringkat tiga terbawah serta keresahan-keresahan lainnya yang mengharuskan adanya perubahan terhadap cara pikir peserta didik. Beliau juga menyampaikan beberapa pembahasan mengenai Kurikulum Merdeka secara detail mulai dari perbedaan dengan kurikulum sebelumnya sampai bagaimana implementasinya kepada pembelajaran di kelas.
Selain membahas seluk beluk Kurikulum Merdeka, Pak Ade juga membahas mengenai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam pembahasannya, beliau menjelaskan apa saja dimensi dan elemen yang terdapat dalam P5 beserta rincian dari setiap elemennya. Dari penjelasannya, beliau menyampaikan jika P5 memiliki enam dimensi yang terdiri atas, beriman, bertakwa, kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Beliau juga menyampaikan bahwa dimensi dalam P5 dapat diwujudkan dengan melakukan kolaborasi proyek dalam pembelajaran.
Sesi pembahasan pertama pun selesai. Sesi berikutnya disampaikan oleh Bapak Ibnu Tri Cahyono, S.Pd.. Beliau membahas mengenai Platform Merdeka Mengajar dan Analisis Kualitatif. Dalam pembahasannya mengenai Platform Merdeka Mengajar, Beliau menyampaikan jika setiap guru yang sudah memiliki akun belajar.id dapat masuk dalam aplikasi tersebut. Beliau juga menjabarkan apa saja yang dapat diakses dalam platform tersebut. Selain itu, Beliau juga menyampaikan pembahasan mengenai analisis kualitatif. Analisis kualitatif di sini berkenaan dengan penilaian terhadap pembuatan soal. Setiap soal yang telah dibuat dilihat terlebih dahulu apakah sudah layak atau belum untuk didistribusikan kepada peserta didik. Tak lupa juga, Beliau mengajarkan bagaimana cara menilai analisis kualitatif tersebut. Penjelasan dari Pak Ibnu pun menjadi penanda jika kegiatan pada hari pertama sudah selesai dilaksanakan.
Pada hari berikutnya, Selasa, 12 Juli 2022, kegiatan IHT pun dilanjutkan. Seperti biasa kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dibuka dengan pembacaan doa. Setelah itu, dilanjut pembahasan dari Bapak Dulkamit, M.Pd. yang akan membahas mengenai Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul AJar dalam Kurikulum Merdeka. Dalam bahasannya, Beliau menyampaikan bagaimana CP, TP, dan ATP dapat terbentuk dan bagaimana pengaplikasiannya terhadap pembelajaran. Beliau menjelaskan dengan sangat rinci dan terstruktur. Tak lupa Beliau juga menyelingi kegiatan dengan Ice Breaking agar kegiatan tetap bisa berjalan kondusif dan tidak bosan.
Pak Dulkamit juga memberikan para guru sebuah tugas untuk melatih dan menguji kemampuannya dalam membuat CP, TP, ATP, dan Modul Ajar untuk pemelajaran. Tak lupa pula sebelumnya Beliau memberi pengarahan bagaimana cara membuatnya. Setelah panjang lebar penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Dulkamit, kegiatan hari kedua pun selesai dilaksanakan.
Berlanjut pada hari ketiga dan keempat, tanggal 13 dan 14 Juli 2022. Kegiatan IHT dilaksanakan secara daring dari rumah masing-masing. Kegiatannya berupa pengerjaan tugas yang diberikan di hari sebelumnya. Penugasan tersebut mencakup pembuatan CP, TP, ATP, dan Modul Ajar.
Perubahan kurikulum memang terkadang membuat bingung guru ataupun peserta didik. Namun, perubahan kurikulum ini harus tetap dilakukan mengingat perkembangan zaman yang terus berubah dan persaingan global yang terus terjadi. Iklim global yang semakin hari semakin meningkat juga menuntut kita untuk tidak boleh berdiam diri dengan apa yang terjadi. Tuntutan untuk selalu mengembangkan kemampuan agar tidak tertinggal jauh dengan negara-negara lain juga jadi pacuan untuk terus belajar. Maka dari itu, dengan perubahan kurikulum ini semoga saja dapat menjadikan para pelajar Indonesia bisa terus meningkatkan kemampuannya agar tak kalah saing dan dapat berkompetisi secara global.
editor: Erni Faridasari, S.Pd.,M.Pd.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini